Powered By
widgetmate.com
Sponsored By
Digital Camera

Selasa, 12 Mei 2009

Trading dan indikator....

Indi , tidak pernah salah...hanya saja tidak selalu tepat dalam hal penyesuaian terhadap kondisi yang ada di market. Oleh sebab itu indi memiliki keterbatasan dan butuh pemantauan yang lebih seksama.. atau tepatnya "kapan indi tsb digunakan".

Kapan , menunjukkan banyak hal...mulai dari logika yang didalamnya , tujuan serta kecocokan terhadap pairs tertentu. Kapan , dibutuhkan lebih dikarenakan oleh habit dari market yang tidak mengenal hitungan pasti meski terpola.

Kapan , adalah sesuatu yang akan menjebak semua trader penggemar indikator karena ketidak-tahuan akan kapan membuat traders banyak yang terjebak oleh celah-celah yang terdapat didalam indi itu sendiri yang kemudian merangsang sang trader mencarikan filter lain dengan indikator lain sebagai bentuk penyempurnaan yang pada saat tertentu sangat match namun suatu saat lain tidak. Demikian terus menerus sehingga warna chart menjadi ramai dan... sang trader sudah mulai menjauh dari konsep yang ada dari indi yang awal digunakannya bahkan tidak jarang indi awal justru dibuang dengan menyisakan filter-filter yang baru.

Kapan , adalah komponen yang membuat indi selalu menjadi sesuatu yang parsial yaitu sesuai dengan kandungan math yang ada di dalamnya. Dengan demikian indi tidak bisa kita harapkan untuk membaca semua kondisi yang ada dan pada akhirnya ini akan menjadi blunder ketika dikombinasikan dengan indi yang lain , yang berbeda "kapan"nya.

Berbeda dengan mereka trader non-indi , naked trader , akan lebih senang memperhatikan pola-pola chart , bars , bentuk-bentuk support dan resistensi , tick movement hingga history data untuk menganalisa apa yang sedang terjadi di market. Dan bagi saya sendiri ini lebih nyaman dan tepat karena kita bisa melakukan penyesuaian-penyesuaian yang sangat tidak mudah untuk diadopsi hanya dengan sebuah indi atau di implementasikan dalam sebuah EA.

Perbedaan ini sangat mencolok dalam menyikapi apa yang sedang terjadi di market dan tentu akan menghasilkan hasil yang berbeda meski sama-sama berada dalam sebuah alur yang sama baik dari segi MM , RR , WL rasio dsb.

Penggemar indikator akan lebih senang meletakkan persepsinya berdasarkan apa yang dihasilkan oleh indi tsb sehingga indi sudah lagi bukan berperan sebagai indikator melainkan sebagai persepsi terhadap market yang padahal belum tentu nilai dan logika yang terkandum didalamnya dipahaminya.Sehingga dengan demikian habit market dinafikan.

Bagi saya pribadi lebih senang melihat dengan cara , kita tentukan terlebih dahulu dengan menemukan habit yang ada , nilai habit market yang kita akan kita manfaatkan existensinya baru kemudian kita gunakan indikator sebagai filter dan penunjuk arah kondisi yang sedand dan telah terjadi. Dengan demikian indi kembali menjadi fungsinya sebagai alat bantu peng-indikasian terhadap sebuah kondisi.

Dan meletakkan filter-filter ( indi ) untuk membantu mengakomodir kondisi habit market yang ada terlebih mengimplementasikannya dalam sebuah bentuk EA adalah luar bisa sulitnya karena itu berarti menyusun ulang persepsi market agar bisa match dengan hitungan dan nilai yang ada dalam indi terlebih kemudian di masukkan dalam perintah-perintah untuk melakukan secara otomatis.

Karena keparsialan hasil dari nilai indi ( statis ) akan membuat kita berulang-ulang menyesuaikannya dengan habit yang lebih bersifat elastis oleh pengaruh issue dan fundamental yang ada. Keparsialan nilai tsb mau tidak mau memaksa kita mengevaluasi terus menerus hingga menjadi satu kesatuan system atau berhenti dalam sebuah titik yang memungkinkan ( match antara nilai indi dan habit market ) dimana nilai untuk dijadikan sebuah system transaksi seutuhnya terpenuhi ( MM , RR , WL rasio ).

1 komentar:

Travis's Blog mengatakan...

Very insightful post. I utilize indicators as tools but often neglect to listen to what signals the indicators are giving me when fear and greed take me over. That is where i see the benifit in EA's, there is no human emotion involved.

Posting Komentar